Minyak Tanah Langkah, Sejumlah Pangkalan Berharap Ada Tambahan Kuota

    Minyak Tanah Langkah, Sejumlah Pangkalan Berharap Ada Tambahan Kuota
    Antrian Jerigen Yang Belum Terisi di Pangkalan Muzakir Kota Baubau

    BAUBAU - Sejumlah pangkalan Minyak Tanah Kota Baubau keluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah subsidi. Hal ini diungkapkan beberapa pemilik pangkalan yang mendapatkan kecaman dari para warga saat melakukan pengisian dipangkalan.

    Pangkalan Maetani menuturkan saat Mobil minyak tanah masuk, pihaknya kemudian menginformasikan kepada warga yang namanya sudah tercatar pendaftaran kuota untuk dibagikan. Pasalnya minyak tanah yang masuk dipangkalannya hanya tiga sampai empat kali dalam waktu satu bulan. 

    "inikan kita disini tiga sampai empat kali sebulan baru ada minyak tanah masuk. Jadi saya sistemnya ini ada saya catat dipembukuan bagi warga yang menerima minyak tanah, jadi saat sudah masuk lagi minyaknya saya telpon mereka yang belum ada ditempat karena kebanyakan yang lain sudah antri, sementara yang lain belum datang, " tuturnya saat ditemui di pangkalan, Senin (24/06/2024). 

    Ia mengaku kesal saat warga memarahi dirinya ketika tidak kebagian jatah minyak tanah karena kekurangan stock. 

    "kita sekali dibawakan itukan 200 liter, saya sampai dimarahi itu sama warga kalau sudah begini tidak dapat minyak tanah. tapi saya sampaikan yah mau diapa kasian kalau stock kita kurang. Kita bagi-bagi saja yang ada. Jadi saya itu kadang kesal juga, "ucapnya.

    Tidak ingin mendapatkan lagi kemarahan warga, Maetani berharap agar kuota stock minyak tanah di pangkalannya bisa bertambah. 

    "iya kasian kalau bisa ditambah, kasian kalau saya dimarah-marahi terus sama warga yang tidak kebagian", harapnya.

    Pangkalan lain, La Pou juga mengeluhkan Hal yang sama. Dirinya dimarahi oleh warga saat antrian tidak mendapatkan minyak tanah. 

    "kan kita ini tiga sampai empat kali itu setiap bulannya. dua ratus liter itu sekali dibawakan. Sementara yang sudah terdaftar ini ada lebih delapa puluh KK (kepala keluarga). Warga yang duluan antri dapat minyak, tapi kalau sudah yang belakang-belakang itu datang sudah tidak dapatmi, "ujarnya.

    "kalau bisa saya harap bisa ditambahkan minyak tanahnya supaya warga kebagian biar sedikit-sedikit, " tambahnya. 

    Sejumlah pangkalan lain juga mengeluhkan kelangkaan tersebut. Darlia pemilik pangkalan dari penanggugjawab Muzakir menuturkan jika kelangkaan ini masih terus terjadi. 

    "iya ini kita sampai belum terisi semua jerigennya orang. Padahal kita inikan dibawakan setiap hari tapi masih kurang juga, jadi yang belum terisi ini besok lagi baru diisi"ungkapnya.

    Darlia berharap stock bisa ditambahkan agar saat dibagikan kepada warga bisa terpenuhi. 

    "Semoga bisa ditambahkan, supaya warga lain juga bisa kebagian, "harapnya.

    Berbeda dengan pangkalan lainnya dari penanggugjawab Muh Arsyad yang dijaga oleh Imran. 

    "minyak tanah inikan ada panas dan dinginnya, artinya kalau pada momen tertentu minyak tanah susah maka banyak juga warga yang tidak kebagian, tapi kalau dinginnya juga kita banyak stock jadi semua warga yang ada namanya ini dapat semua bahkan kadang kalau masih ada lebihnya maka saya panggil warga lagi datang ambil biar dikasih habis stocknya, "tutur Imran. 

    Ia menjelaskan setiap harinya ada 30 kepala keluarga secara bergantian untk mendapatkan minyak tanah. 

    "kita setiap hari masuk minyaknya, jadi 30 kk bergilir setiap hari selama tuju (7) hari, berarti selama satu minggu itu kurang lebih 210 kk dapat minyak tanah, " jelasnya. 

    bbm minyak tanah baubau sultra
    BK

    BK

    Artikel Sebelumnya

    Rektor UHO Batalkan Kenaikan UKT, Burhanudin...

    Artikel Berikutnya

    Komitmen UMKM Miana ASR Buton Raya Produksi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    BINUS Learning Community Palembang Mengadakan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan Tema "Cara Mudah Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat!"
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami